"Mari kita buka pintu waktu, dan kembali ke masa di mana Salatiga adalah kota kecil yang bersahaja, namun penuh cerita. Hari ini, bukan sekadar sebuah acara. ini adalah perjalanan nostalgia yang menghidupkan kembali denyut nadi masa lalu."

Selamat datang di "Salatiga Tempo Doeloe", sebuah perayaan budaya yang menggugah kenangan dan menghidupkan kembali suasana klasik kota kita tercinta. Di sini, aroma manis dari tumpang , nasi jangung, pecel, gethuk, ting-ting dan masih banyak lagi menguar dari jajanan pasar tempo dulu yang telah menemani masa kecil generasi terdahulu. Rasanya, seperti pulang bukan ke rumah, tapi ke kenangan.

Lihatlah di pelataran ini, tawa riang anak-anak yang bermain engklek, tulup, katapel, congklak, egrang, sudamanda dan lainnya membaur dengan semangat orang tua yang seakan ingin mencoba kembali langkah-langkah kecil mereka dari puluhan tahun silam. Di tangan mereka, bukan gadget, tapi keceriaan yang tak lekang oleh zaman.

Dan mari kita sejenak menyimak kisah-kisah yang tersembunyi di balik dinding tua, jalan penuh kenangan, bangunan peninggalan masa lalu Salatiga.
Dulu, kota ini dikenal sebagai kota peristirahatan para pejabat Hindia Belanda. Di sinilah harmoni antara Jawa dan Eropa membentuk jati diri unik Salatiga. Dari Pasar Sapi, Alun-Alun Tingkir, hingga jalan-jalan yang menyimpan jejak perjuangan dan pertemuan budaya.

Melalui acara ini, kami tidak hanya menghadirkan kembali rasa dan rupa masa lalu, tetapi juga mengajak kita semua untuk menyadari: bahwa sejarah bukan sekadar pelajaran, melainkan napas panjang yang masih kita hirup hari ini.

Jadi, mari bergandengan tangan, lintas generasi, lintas kenangan, menyusuri lorong waktu dan merayakan Salatiga Tempo Doeloe, dengan hati yang hangat dan jiwa yang penuh cerita.

“Karena masa lalu bukan untuk dilupakan, tapi untuk dikenang dan diwariskan.”